Ambon — Pemerintah Kota Ambon menegaskan komitmen dalam pemberdayaan penyandang disabilitas melalui pelatihan berbasis unit kompetensi.
Berlangsung di Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ambon, Passo, Selasa, 10 Juni 2025,, acara itu dibuka oleh Walikota Bodewin M. Wattimena.
Dalam arahannya, Walikota mengatakan pelatihan tersebut bentuk nyata dari program kerja pemerintah daerah dalam mendorong kesetaraan hak dan peluang kerja bagi kelompok difabel di Kota Ambon.
Sejak tahun 2022, Pemerintah Kota Ambon telah menjalin kerja sama strategis dengan Rumah Generasi Ilmu Bangun Pesuparan Maluku serta organisasi internasional seperti Disnodeference Indonesia dan Australia, dalam rangka mendukung aksi-aksi pembangunan inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya melalui penyelenggaraan webinar, promosi hak politik, hingga pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas.
Wattimena juga menyoroti pentingnya implementasi kebijakan inklusif di sektor ketenagakerjaan. Berdasarkan regulasi yang berlaku, instansi pemerintah dan BUMN/BUMD diwajibkan mempekerjakan paling sedikit 2% penyandang disabilitas, sementara perusahaan swasta diwajibkan memenuhi kuota minimal 1%.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan soft skill dan hard skill dalam dunia kerja. Melalui pelatihan ini, para peserta difabel diharapkan tidak hanya mendapatkan keterampilan teknis, tetapi juga semangat dan kepercayaan diri untuk mengembangkan potensi diri secara mandiri.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh peserta difabel dengan fokus pada pelatihan komputer dan keterampilan dasar lainnya, sebagai langkah awal menciptakan sumber daya manusia inklusif yang berdaya saing.
Walikota juga mengangkat kisah inspiratif dari Putri Hardiani, seorang penyanyi penyandang disabilitas asal Indonesia yang berhasil meraih prestasi internasional. Kisah ini menjadi bukti bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berkarya .
Diungkapkan, Pemerintah Kota Ambon juga tengah menyiapkan berbagai fasilitas umum yang ramah disabilitas, termasuk jalur akses khusus di kantor-kantor pemerintahan, sebagai bagian dari pembangunan kota yang benar-benar inklusif.
Kegiatan ini diharapkan menjadi cermin nyata semangat gotong royong dan solidaritas masyarakat Ambon untuk saling menghormati, menerima perbedaan, dan bergerak bersama membangun masa depan yang setara bagi semua warga, tanpa kecuali
