SUARAMANISE.COM kota Ambon — Pemerintah Negeri batu merah menggelar acara makan patita bersama,negeri passa dan negeri Ema,ketiga negeri ini merupakan hubungan Pela dan Gandong, tujuannya untuk mempererat hubungan silaturahmi,dan juga sekaligus melestarikan adat istiadat yang sudah diturunkan dari para leluhur kita,
Turut hadir dalam kesempatan ini,Pj walikota Ambon bodewin Watimena,Pj Gubernur Maluku, Sadeli Li, Anggota DPR RI,Sa’adya Uluputi, Sekertaris kota Ambon Agus Ririmase,Raja Negeri Ema, Y Leimena,serta OPD terkait,dan masyarakat dari ketiga negeri tersebut,
Acara makan patita ini bertempat di aula kantor Negeri Batu merah,Sabtu(18/05/2024)
Menurut Raja negeri batu merah Ali Hatalla bahwa Momen makan patita ini menang sudah lama kami dari tiga negeri Basudara antara Paso sebagai Pela dan negeri Ema sebagai Gandong inilah momen yang sudah lama belum terlaksanakan, Karena apa masing masing negeri waktu itu belum punya raja definitif sehingga momen momen yang seperti ini yang paling lebih arif kalau sudah punya Raja difinitif,sehingga nuansa adat itu bisa betul betul di rasakan,
Lanjut Hatalla untuk sekarang dari negeri Ema kan sudah punya raja difinitif dan dari batu merah juga sudah sehingga dari situlah kita pikir lebih baik bagaimana cara kita membangun silaturahmi,sekalian dengan negeri Paso,sekalipun Paso belum punya raja difinitif,tapi kita anggap itu merupakan Pela yang mana kita bikin acara makan patita ini tujuannya untuk membangun komunikasi, persaudaraan, persatuan diantara katorang Basudara di khusunya di Ambon,Maluku umumnya,
Oleh’nya itu pada hari ini sudah tercapai kita punya tujuan makan patita ini karena sudah lama acara seperti ini ketiga negeri ini juga sudah lama membuat acara acara yang bernuansa adat,sehingga dalam makan patita ini kebersamaan kita itu makin erat,dan kedepannya kita tiga negeri ini bisa menjadi contoh dan membuat inovasi inovasi terkait dengan kemajuan kota Ambon dan umumnya Maluku,
Sebenarnya adat yang perlu kita bangun dalam acara acar atau momen seperti ini sebenarnya panas Pela,
Panas Pela itu suatu momen yang sangat sakral sekali nuansa adatnya, Sehingga kita bisa membuat tersebut hanya saja dari Basudara negeri Paso belum mempunyai Raja difinitif,sehingga kedepannya kita akan merencanakan dan mengadakan satu kegiatan yaitu panas Pela,Gandong dan Pela Paso sehingga hubungan ketiga negeri ini tetap berada pada satu arah,yang mana dari dulu leluhur kita sudah menyatu dalam hal ikatan persaudaraan itu,
Kita sebagai generasi atau turunan dari anak cucu pengikut tetap melaksanakan dan melestarikan adat yang yang leluhur kita jalan pada waktu itu,”Pungkasnya..**(SM)