Jakarta, 9 Juni 2025 – Jasa Raharja, BUMN yang menjadi wakil negara dalam
memberikan perlindungan dasar kepada korban kecelakaan lalu lintas jalan,
menggelar acara Ngobrol Keselamatan dengan Pakar Transportasi di Kantor Pusat
Jasa Raharja, Jakarta, pada Rabu sore (4/6/2025). Diskusi ini menjadi ruang bertukar
gagasan lintas sektor untuk mendukung program nasional Indonesia Menuju Zero
Over Dimension and Overload (ODOL).
Program Zero ODOL merupakan kebijakan strategis pemerintah dan Polri untuk
menghapuskan praktik kendaraan yang melebihi dimensi dan muatan yang ditentukan
dalam regulasi. Kendaraan ODOL diketahui menjadi penyebab utama kerusakan
jalan, kecelakaan lalu lintas, dan inefisiensi logistik. Korlantas Polri bersama
pemerintah dan para stakeholder berkomitmen menerapkan langkah-langkah
bertahap seperti edukasi, sosialisasi, penindakan, hingga normalisasi kendaraan.
Target besar dari program ini adalah tercapainya Zero ODOL secara nasional pada
tahun 2025.
Acara diskusi yang berlangsung secara terbuka dan konstruktif ini dibuka oleh Plt
Direktur Utama Jasa Raharja Rubi Handojo dan dimoderatori oleh Ketua Inisiatif
Strategi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas. Hadir dalam acara ini Kakorlantas
Polri Irjen Pol Drs. Agus Suryonugroho, SH, M.Hum beserta jajarannya, Direktur
Lalu Lintas Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan
Rudi Irawan, Direktur Utama Jasa Marga Rivan A. Purwantono, perwakilan dari
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Komite Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT), akademisi, serta asosiasi dan forum transportasi nasional.
Saat membuka acara, Plt Direktur Utama Jasa Raharja Rubi Handojo, yang
didampingi oleh Direktur Operasional Dewi Aryani Suzana serta Direktur Kepatuhan
dan Manajemen Risiko Harwan Muldidarmawan, menyampaikan komitmen Jasa
Raharja untuk mendukung segala upaya menuju transportasi yang lebih aman dan
berkelanjutan, termasuk Indonesia Menuju Zero ODOL.
“Saya ucapkan selamat datang dan mudah-mudahan hasil obrolan ini bisa
ditindaklanjuti. Kami dari Jasa Raharja akan menerjemahkan hasilnya dan melakukan
persiapan di jajaran kami untuk bisa mendukung kegiatan ini. Insya Allah akan
memberikan dampak bagi keselamatan bertransportasi,” ujar Rubi.Diskusi ini membahas tantangan dan peluang dalam mengatasi persoalan kendaraan
ODOL, yang menjadi sumber utama kerusakan infrastruktur jalan, pemborosan energi,
dan meningkatnya risiko kecelakaan lalu lintas. Perwakilan BPJT yang juga
akademisi, Sonny Sulaksono Wibowo, menekankan pentingnya regulasi dan
edukasi kepada pengemudi sebagai salah satu titik lemah dalam penanganan ODOL.
“Solusi kendaraan ODOL itu harus berangkat dari road map yang jelas. Yang sudah
dilakukan Kakorlantas itu luar biasa dengan melakukan pendataan. Tapi akar masalah
ODOL ada di pengemudinya juga. Pemahaman mereka tentang packaging barang
dan bagaimana membawa barang-barang berbahaya masih sangat rendah. Ternyata
tidak ada regulasi secara khusus untuk pengangkutan B3. Ini juga harus dipikirkan.,”
ungkap Sonny.
Sementara itu, Ketua Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)
Andyka Kusuma menyoroti pentingnya penyusunan road map yang terukur dan
berorientasi pada dampak sosial-ekonomi.
“Keselamatan terkait kendaraan ODOL ini memang perlu di-highlight dan akhirnya
road map-nya terlihat pada hari ini. Kerugian akibat kendaraan ODOL bukan hanya
materi, tapi accident cost juga menjadi parameter, baik secara ekonomi dan secara
sosial. Jadi angka-angkanya mungkin berkali lipat dari apa yang terdapat dalam
laporan kepolisian. Menurut penelitian, potensi yang hilang secara ekonomi itu sekitar
9 miliar jika ada anggota keluarga di usia 40-an tahun yang meninggal,” jelasnya.
Sebagai penutup diskusi, moderator Ki Darmaningtyas menyampaikan apresiasi atas
kelancaran diskusi dan optimisme dari para peserta dalam mendukung program
Indonesia Menuju Zero ODOL. Ia pun mengusulkan penyusunan buku putih sebagai
panduan kolektif lintas sektor untuk solusi penertiban ODOL.
“Kita perlu membuat buku putih untuk penertiban kendaraan ODOL. Masing-masing
yang hadir akan menulis tentang penertiban ODOL dari perspektifnya, tapi lebih
kepada solusinya. Dalam satu bulan ke depan, saya harap semua tulisan sudah
masuk. Buku ini akan menjadi bagian dari yang kita sosialisasikan,” ungkapnya.
Jasa Raharja percaya bahwa sinergi antarlembaga, akademisi, dan praktisi
merupakan kunci untuk mewujudkan transportasi jalan yang lebih aman dan nyaman
bagi masyarakat. Melalui kegiatan ini, Jasa Raharja menegaskan komitmennya untuk
berkontribusi aktif dalam mendorong kebijakan yang berorientasi pada keselamatan
dan keberlanjutan.