MAKASSAR — Perubahan besar dalam industri media menjadi tantangan nyata yang tak bisa dihindari di era digital. Hal ini disampaikan Wakil Pemimpin Redaksi Tribun Timur, Ronald Ngantung, dalam sesi Sharing Session Studi Tiru yang berlangsung di ruang Macora, Hotel The Rinra, Kota Makassar, Rabu (8/10/2025).
Ronald mengatakan, transformasi perilaku pembaca telah mengubah wajah media secara global. “Kalau saya tanya mahasiswa, masihkah kalian membaca koran cetak? Hampir semua bilang tidak. Tapi ketika saya tanya dari mana mereka mencari informasi, jawabannya: dari media sosial,” ujarnya.
Menurut Ronald, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Banyak surat kabar besar berhenti terbit karena kehilangan pembaca. “Kalau perubahan ini tidak diantisipasi, tamatlah perusahaan medianya,” tambahnya.
Menjawab tantangan tersebut, Tribun Timur yang berada di bawah naungan Grup Kompas Gramedia memilih untuk beradaptasi melalui inovasi. Salah satu terobosan unik yang dilakukan adalah memberikan fasilitas tambahan bagi pelanggan setia koran cetak.
“Pelanggan koran kami mendapat fasilitas gratis cuci mobil setiap hari, juga bisa menikmati kopi, teh, dan camilan gratis di hotel berbintang. Untuk mendapatkannya, cukup berlangganan koran setahun penuh di muka,” jelas Ronald.
Pelanggan yang berlangganan setahun penuh disebut sebagai Keluarga Tribun Timur dan berhak atas berbagai fasilitas eksklusif. Selain itu, Tribun Timur juga bekerja sama dengan sejumlah perusahaan mitra untuk memberikan potongan harga khusus bagi anggota Keluarga Tribun.
Inovasi ini terbukti efektif. Berdasarkan survei AC Nielsen tahun 2018, pembaca Tribun Timur mencapai lebih dari 250 ribu orang per hari di Makassar. “Satu eksemplar bisa dibaca tiga sampai empat orang. Itu prestasi luar biasa untuk media cetak di tengah gempuran digital,” kata Ronald.
Namun, Ronald menegaskan bahwa di era digital, angka keterbacaan saja tidak lagi cukup. Media harus bertransformasi agar tetap relevan dengan generasi muda. Tribun Timur sendiri telah melangkah lebih awal ke dunia digital sejak 2008 dengan meluncurkan portal berita tribuntimur.com.
“Langkah itu kami ambil jauh sebelum media sosial dan platform digital berkembang pesat seperti sekarang. Kami sudah membagikan berita lewat media sosial dan YouTube, dan itu menarik banyak pembaca baru, terutama anak muda,” ujarnya.
Dari perjalanan panjang itu, Ronald menilai kekuatan media tidak terletak pada bentuknya — apakah cetak atau digital — melainkan pada kemampuan beradaptasi dengan perilaku pembaca.
“Kunci bertahan bukan pada medianya, tapi pada bagaimana kita memahami dan mengikuti perubahan pembaca,” tutupnya.